MAKALAH KIMIA MINYAK BUMI
Selasa,
09 Mei 2017
MINYAK BUMI
DI
S
U
S
U
N
OLEH
HENI NURLITA
Kelas: x4
SMAN 2 TAMBANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Tuhan yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah yang berjudul “Minyak Bumi”. Penulisan makalah adalah merupakan salah
satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata pelajaran Kimia
Semester II di SMA NEGERI 2 TAMBANG.
Adapun di dalam makalah ini kami
membahas tentang :
ü Asal Mula dan Keberadaan Minyak Bumi
ü Pengolahan Minyak Bumi
ü Fraksi-Fraksi dan Kegunaan Minyak
Bumi
ü Dampak dan Problematika
(Permasalahan) Minyak Bumi
Dalam penulisan makalah ini, kami
merasa masih banyak kekurangan-kekurangan, baik pada teknis penulisan maupun
materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah
ini.
Akhirnya kami berharap semoga
makalah ini membantu teman-teman mengetahui secara garis besar tentang Minyak
Bumi. Terimakasih kami ucapkan atas waktunya untuk membaca makalah kami.
Kualu
, 09 Mei 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar
……………………………………………………….. i
Daftar
Isi
……………………………………………………….. ii
· Asal Mula dan Keberadaan Minyak Bumi ……………………………….. 3
BAB
I
·
Pengolahan Minyak Bumi ……………………………………………….. 6 BAB II
·
Fraksi-Fraksi dan Kegunaan Minyak
Bumi ………………………………… 11
BAB III
·
Dampak dan Problematika
(Permasalahan) Minyak Bumi ………………… 14
BAB IV
Kesimpulan ………………………………………………………………… 17
Saran ………………………………………………………………………… 18
Daftar Pustaka ……………………………………………………………… 18
BAB 1
Asal Mula Dan Keberadaan
Minyak Bumi
Minyak Bumi merupakan campuran
dari berbagai macam hidrokarbon, jenis molekul yang paling sering ditemukan
adalah alkana (baik yang rantai lurus maupun bercabang), sikloalkana,
hidrokarbon aromatik, atau senyawa kompleks seperti aspaltena. Setiap minyak
Bumi mempunyai keunikan molekulnya masing-masing, yang diketahui dari bentuk
fisik dan ciri-ciri kimia, warna, dan viskositas.
Alkana, juga disebut
dengan parafin, adalah hidrokarbon tersaturasi dengan rantai lurus atau
bercabang yang molekulnya hanya mengandung unsur karbon dan hidrogen dengan
rumus umum CnH2n+2. Pada umumnya minyak Bumi
mengandung 5 sampai 40 atom karbon per molekulnya, meskipun molekul dengan
jumlah karbon lebih sedikit/lebih banyak juga mungkin ada di dalam campuran
tersebut.
Alkana dari pentana (C5H12)
sampai oktana (C8H18) akan disuling menjadi bensin,
sedangkan alkana jenis nonana (C9H20) sampai heksadekana
(C16H34) akan disuling menjadi diesel, kerosene dan bahan
bakar jet). Alkana dengan atom karbon 16 atau lebih akan disuling menjadi
oli/pelumas. Alkana dengan jumlah atom karbon lebih besar lagi, misalnya
parafin wax mempunyai 25 atom karbon, dan aspal mempunyai atom karbon lebih
dari 35. Alkana dengan jumlah atom karbon 1 sampai 4 akan berbentuk gas dalam
suhu ruangan, dan dijual sebagai elpiji (LPG). Di musim dingin, butana (C4H10),
digunakan sebagai bahan campuran pada bensin, karena tekanan uap butana yang
tinggi akan membantu mesin menyala pada musim dingin. Penggunaan alkana yang
lain adalah sebagai pemantik rokok. Di beberapa negara, propana (C3H8)
dapat dicairkan dibawah tekanan sedang, dan digunakan masyarakat sebagai bahan
bakar transportasi maupun memasak.
Sikloalkana, juga dikenal
dengan nama naptena, adalah hidrokarbon tersaturasi yang mempunyai satu
atau lebih ikatan rangkap pada karbonnya, dengan rumus umum CnH2n.
Sikloalkana memiliki ciri-ciri yang mirip dengan alkana tapi memiliki titik
didih yang lebih tinggi.
Hidrokarbon aromatik
adalah hidrokarbon tidak tersaturasi yang memiliki satu atau lebih cincin
planar karbon-6 yang disebut cincin benzena, dimana atom hidrogen akan
berikatan dengan atom karbon dengan rumus umum CnHn.
Hidrokarbon seperti ini jika dibakar maka akan menimbulkan asap hitam pekat.
Beberapa bersifat karsinogenik.
Semua jenis molekul yang
berbeda-beda di atas dipisahkan dengan distilasi fraksional di tempat
pengilangan minyak untuk menghasilkan bensin, bahan bakar jet, kerosin, dan
hidrokarbon lainnya. Contohnya adalah 2,2,4-Trimetilpentana (isooktana),
dipakai sebagai campuran utama dalam bensin, mempunyai rumus kimia C8H18
dan bereaksi dengan oksigen secara eksotermik:
C8H18(l)
+ 25 O2(g) → 16 CO2(g) +
18 H2O(g) + 10.86 MJ/mol (oktana)
Jumlah dari masing-masing molekul
pada minyak Bumi dapat diteliti di laboratorium. Molekul-molekul ini biasanya
akan diekstrak di sebuah pelarut, kemudian akan dipisahkan di kromatografi gas,
dan kemudian bisa dideteksi dengan detektor yang cocok.
Pembakaran yang tidak sempurna
dari minyak Bumi atau produk hasil olahannya akan menyebabkan produk sampingan
yang beracun. Misalnya, terlalu sedikit oksigen yang bercampur maka akan
menghasilkan karbon monoksida. Karena suhu dan tekanan yang tinggi di dalam
mesin kendaraan, maka gas buang yang dihasilkan oleh mesin biasanya juga
mengandung molekul nitrogen oksida yang dapat menimbulkan asbut.
Ternyata untuk mendapatkan minyak dan gas bumi harus melalui proses yang sangat panjang.
Berikut sedikit penjelasannya :
1.Seismic
Proses ini bertujuan untuk mencari
tempat yang memiliki kandungan Gas/ minyak Bumi. Dengan menggunakan gelombang
Akustik (acoustic waves) yang merambat ke lapisan tanah. Gelombang ini
direfleksikan dan ditangkap lagi oleh sensor. Dari proses perambatan gelombang
ini akan diolah dan terlihatlah lapisan-lapisan tanah untuk diolah manakah
lapisan yang berpotensi mengandung gas/oil.
2. Drilling and well construction
Proses ini disebut juga
proses "pengeboran minyak". Biasanya pake rig (tempat untuk
mensupport proses pengeboran, dsb). Simpelnya, kita membuat lubang di tempat
yang diidentifikasi ada kemungkinan sumber minyak/gas di tempat tersebut.
Perlu di ketahui dalam
proses ini ada kemungkinan blow out (pressure yang ga bisa di kontrol, langsung
ke surface), jadi harus ada pengendalian pressure dari dalam tanah.
Pressure downhole /
dalam tanah lebih besar dari pressure atmosferik, untuk mengimbanginya biasanya
pake mud a.k.a lumpur dengan spesific gravity (berat jenis) tertentu. Mud ini
akan menciptakan Hydrostatic pressure yang bisa menahan pressure dari dalam.
Setelah
"lubang" siap, maka selanjutnya akan di cek apakah ada kandungan
minyak/ gasnya.
Proses ini yang paling
mahal. Tool nya mahal, karena harus tahan pressure dan temperature yang tinggi.
Di samping memetakan lapisan tanah, proses ini juga mengambil sample untuk
nantinya d cek kandungannya (minyak, gas, atau cuma air).
Dari sini ketahuan lapisan tanah dan batuan.
Mana yang mengandung air, mana yang ada gas, dan lapisan tanah mana yang
"mungkin" ada kandungan minyaknya.Proses ini adalah proses dimana
lapisan yang diperkirakan mengandung oil/gas di "tembak", dengan explosif.
Setelah itu minyak yang terkandung diantara pori-pori batuan akan mengalir
menuju tempat yang pressure nya lebih kecil (ke atmosferik a.k.a ke permukaan
tanah).
Untuk mengontrol
pergerakan ini, sumur diisi dengan liquid tertentu untuk menjaga under balance
(sumur masih bisa di "kendalikan" dan tidak blow out), contoh liquid:
brine, diesel, atau air saja.
Gas, minyak, air,
ataupun berbagai macam zat yang keluar akan dicari Rate nya. Untuk minyak
berapa BOPD(barrell oil per day) yang bisa dihasilkan. Untuk gas, berapa
MMscfMM/d (Million metric standart cubic feet per day atau berapa juta cubic
feet) yang bisa dihasilkan sumur tersebut.
Proses testing ini juga
mengambil sample liquid maupun gas, dan juga data-data tentang pressure,
temperature, specific grafity, dll untuk selanjutnya diolah oleh reservoir
engineer. Data ini akan menunjukan seberapa besar dan seberapa lama kemampuan
berproduksi dari reservoir sumur tersebut.
Gas/minyak dibakar agar
tidak mencemari lingkungan. Sistem pembakarannya sudah sangat maju, dengan
mixture gas, minyak, angin, dan air untuk menjadikan pembakaran yang optimal.
Proses ini adalah proses
instalasi aksesoris sumur sebelum nantinya sumur siap diproduksi. Fungsi
utamanya adalah menyaring "pasir" yang dihasilkan setelah proses
penembakan dalam well testing.
Pasir yang sampai ke
surface dengan pressure diibaratkan "peluru" yang nantinya akan
membahayakan line produksi. Pipa produksi akan terkikis oleh pasir dan akhirnya
Burst (pecah).
Dengan Completion ini
(alatnya gravel pack), akan menangkap pasir di dalam sumur dan menyaringnya
sehingga tidak ikut ke surface.
Inilah proses yang membahagiakan,
dimana sumur siap untuk berproduksi dan nantinya akan diolah lagi ke tempat
penyulingan untuk diolah dalam berbagai bentuk. Contoh: Minyak tanah, bensin,
solar,kerosin, LPG, dan lain-lain.
BAB II
Pengolahan Minyak Bumi
Minyak
bumi biasanya berada 3-4 km di bawah permukaan laut. Minyak bumi diperoleh
dengan membuat sumur bor. Minyak mentah yang diperoleh ditampung dalam
kapal tanker atau dialirkan melalui pipa ke stasiun tangki atau ke kilang
minyak.
Minyak mentah (cude oil) berbentuk cairan kental hitam dan berbau kurang sedap. Minyak mentah belum dapat digunakan sebagai bahan bakar maupun untuk keperluan lainnya, tetapi harus diolah terlebih dahulu. Minyak mentah mengandung sekitar 500 jenis hidrokarbon dengan jumlah atom C-1 sampai 50. Titik didih hidrokarbon meningkat seiring bertambahnya jumlah atom C yang berada di dalam molekulnya. Oleh karena itu, pengolahan minyak bumi dilakukan melalui destilasi bertingkat, dimana minyak mentah dipisahkan ke dalam kelompok-kelompok (fraksi) dengan titik didih yang mirip.
Minyak mentah (cude oil) berbentuk cairan kental hitam dan berbau kurang sedap. Minyak mentah belum dapat digunakan sebagai bahan bakar maupun untuk keperluan lainnya, tetapi harus diolah terlebih dahulu. Minyak mentah mengandung sekitar 500 jenis hidrokarbon dengan jumlah atom C-1 sampai 50. Titik didih hidrokarbon meningkat seiring bertambahnya jumlah atom C yang berada di dalam molekulnya. Oleh karena itu, pengolahan minyak bumi dilakukan melalui destilasi bertingkat, dimana minyak mentah dipisahkan ke dalam kelompok-kelompok (fraksi) dengan titik didih yang mirip.
1.
DISTILASI
Destilasi
adalah pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan perbedaan titik
didihnya. Dalam hal ini adalah destilasi
fraksinasi. Mula-mula minyak mentah dipanaskan dalam aliran pipa dalam furnace
(tanur) sampai dengan suhu ± 370°C. Minyak mentah yang sudah dipanaskan
tersebut kemudian masuk kedalam kolom fraksinasi pada bagian flash chamber (biasanya
berada pada sepertiga bagian bawah kolom fraksinasi). Untuk menjaga suhu dan
tekanan dalam kolom maka dibantu pemanasan dengan steam (uap air panas
dan bertekanan tinggi).
Menara destilasi
Minyak mentah yang menguap pada proses destilasi ini naik ke bagian atas kolom dan selanjutnya terkondensasi pada suhu yang berbeda-beda. Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah, sedangkan yang titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian atas melalui sungkup-sungkup yang disebut sungkup gelembung. Makin ke atas, suhu yang terdapat dalam kolom fraksionasi tersebut makin rendah, sehingga setiap kali komponen dengan titik didih lebih tinggi akan terpisah, sedangkan komponen yang titik didihnya lebih rendah naik ke bagian yang lebih atas lagi. Demikian selanjutnya sehingga komponen yang mencapai puncak adalah komponen yang pada suhu kamar berupa gas. Komponen yang berupa gas ini disebut gas petroleum, kemudian dicairkan dan disebut LPG (Liquified Petroleum Gas).
Fraksi minyak mentah yang tidak menguap menjadi residu. Residu minyak bumi meliputi parafin, lilin, dan aspal. Residu-residu ini memiliki rantai karbon sejumlah lebih dari 20.
Fraksi minyak bumi yang dihasilkan berdasarkan rentang titik didihnya antara lain sebagai berikut :
1. Gas
Rentang rantai karbon : C1 sampai C5
Trayek didih : 0 sampai 50°C
Rentang rantai karbon : C1 sampai C5
Trayek didih : 0 sampai 50°C
2. Gasolin (Bensin)
Rentang rantai karbon : C6 sampai C11
Trayek didih : 50 sampai 85°C
Rentang rantai karbon : C6 sampai C11
Trayek didih : 50 sampai 85°C
3. Kerosin (Minyak Tanah)
Rentang rantai karbon : C12 sampai C20
Trayek didih : 85 sampai 105°C
Rentang rantai karbon : C12 sampai C20
Trayek didih : 85 sampai 105°C
4. Solar
Rentang rantai karbon : C21 sampai C30
Trayek didih : 105 sampai 135°C
Rentang rantai karbon : C21 sampai C30
Trayek didih : 105 sampai 135°C
5. Minyak Berat
Rentang ranai karbon : C31 sampai C40
Trayek didih : 135 sampai 300°C
Rentang ranai karbon : C31 sampai C40
Trayek didih : 135 sampai 300°C
6. Residu
Rentang rantai karbon : di atas C40
Trayek didih : di atas 300°C
Rentang rantai karbon : di atas C40
Trayek didih : di atas 300°C
Fraksi-fraksi
minyak bumi dari proses destilasi bertingkat belum memiliki kualitas yang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sehingga perlu pengolahan lebih lanjut yang
meliputi proses cracking, reforming, polimerisasi,I treating, dan blending.
2. CRACKING
Setelah melalui tahap destilasi,
masing-masing fraksi yang dihasilkan dimurnikan (refinery), seperti terlihat dibawah
ini:
Cracking
adalah penguraian molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang besar menjadi
molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang kecil. Contoh cracking ini adalah pengolahan minyak solar atau
minyak tanah menjadi bensin.
Proses ini terutama ditujukan untuk memperbaiki kualitas dan perolehan fraksi gasolin (bensin). Kualitas gasolin sangat ditentukan oleh sifat anti knock (ketukan) yang dinyatakan dalam bilangan oktan. Bilangan oktan 100 diberikan pada isooktan (2,2,4-trimetil pentana) yang mempunyai sifat anti knocking yang istimewa, dan bilangan oktan 0 diberikan pada n-heptana yang mempunyai sifat anti knock yang buruk. Gasolin yang diuji akan dibandingkan dengan campuran isooktana dan n-heptana. Bilangan oktan dipengaruhi oleh beberapa struktur molekul hidrokarbon.
Proses ini terutama ditujukan untuk memperbaiki kualitas dan perolehan fraksi gasolin (bensin). Kualitas gasolin sangat ditentukan oleh sifat anti knock (ketukan) yang dinyatakan dalam bilangan oktan. Bilangan oktan 100 diberikan pada isooktan (2,2,4-trimetil pentana) yang mempunyai sifat anti knocking yang istimewa, dan bilangan oktan 0 diberikan pada n-heptana yang mempunyai sifat anti knock yang buruk. Gasolin yang diuji akan dibandingkan dengan campuran isooktana dan n-heptana. Bilangan oktan dipengaruhi oleh beberapa struktur molekul hidrokarbon.
Terdapat 3 cara proses cracking, yaitu :
a. Cara panas (thermal cracking), yaitu dengan
penggunaan suhu tinggi dan tekanan yang rendah
b. Cara katalis (catalytic cracking), yaitu
dengan penggunaan katalis. Katalis yang digunakan biasanya SiO2 atau Al2O3
bauksit. Reaksi dari perengkahan katalitik melalui mekanisme perengkahan ion
karbonium. Mula-mula katalis karena bersifat asam menambahkna proton ke molekul
olevin atau menarik ion hidrida dari alkana sehingga menyebabkan terbentuknya
ion karbonium :
c. Hidrocracking
Hidrocracking
merupakan kombinasi antara perengkahan dan hidrogenasi untuk menghasilkan
senyawa yang jenuh. Reaksi tersebut dilakukan pada tekanan tinggi. Keuntungan
lain dari Hidrocracking ini adalah bahwa belerang yang terkandung dalam minyak
diubah menjadi hidrogen sulfida yang kemudian dipisahkan.
3. REFORMING
Reforming
adalah perubahan dari bentuk molekul bensin yang bermutu kurang baik (rantai
karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih baik (rantai karbon bercabang).
Kedua jenis bensin ini memiliki rumus molekul yang sama bentuk strukturnya yang
berbeda. Oleh karena itu, proses ini juga disebut isomerisasi. Reforming
dilakukan dengan menggunakan katalis dan pemanasan.
Reforming juga dapat merupakan
pengubahan struktur molekul dari hidrokarbon parafin menjadi senyawa aromatik
dengan bilangan oktan tinggi. Pada proses ini digunakan katalis molibdenum
oksida dalam Al2O3 atauplatina dalam lempung.
4.ALKILASI
Alkilasi
merupakan penambahan jumlah atom dalam molekul menjadi molekul yang lebih
panjang dan bercabang. Dalam proses ini menggunakan katalis asam kuat seperti
H2SO4, HCl, AlCl3 (suatu asam kuat Lewis). Reaksi secara umum adalah sebagai
berikut:
RH + CH2=CR’R’’ R-CH2-CHR’R”
Polimerisasi adalah proses
penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul besar. Reaksi umumnya adalah
sebagai berikut :
M CnH2n Cm+nH2(m+n)
Contoh polimerisasi yaitu
penggabungan senyawa isobutena dengan senyawa isobutana menghasilkan bensin
berkualitas tinggi, yaitu isooktana.
5. TREATING
Treating adalah pemurnian minyak
bumi dengan cara menghilangkan pengotor-pengotornya. Cara-cara proses treating
adalah sebagai berikut :
Copper sweetening dan doctor
treating, yaitu proses penghilangan pengotor yang dapat menimbulkan bau yang
tidak sedap.
Acid treatment, yaitu proses
penghilangan lumpur dan perbaikan warna.
Dewaxing yaitu proses penghilangan
wax (n parafin) dengan berat molekul tinggi dari fraksi minyak pelumas untuk
menghasillkan minyak pelumas dengan pour point yang rendah.
Deasphalting yaitu penghilangan
aspal dari fraksi yang digunakan untuk minyak pelumas
Desulfurizing (desulfurisasi), yaitu
proses penghilangan unsur belerang.
Sulfur
merupakan senyawa yang secara alami terkandung dalam minyak bumi atau gas,
namun keberadaannya tidak dinginkan karena dapat menyebabkan berbagai masalah,
termasuk di antaranya korosi pada peralatan proses, meracuni katalis dalam
proses pengolahan, bau yang kurang sedap, atau produk samping pembakaran berupa
gas buang yang beracun (sulfur dioksida, SO2) dan menimbulkan polusi udara
serta hujan asam. Berbagai upaya dilakukan untuk menyingkirkan senyawa sulfur
dari minyak bumi, antara lain menggunakan proses oksidasi, adsorpsi selektif,
ekstraksi, hydrotreating, dan lain-lain. Sulfur yang disingkirkan dari minyak
bumi ini kemudian diambil kembali sebagai sulfur elemental.
Desulfurisasi merupakan proses yang
digunakan untuk menyingkirkan senyawa sulfur dari minyak bumi. Pada dasarnya
terdapat 2 cara desulfurisasi, yaitu dengan :
1. Ekstraksi menggunakan pelarut,
serta
2. Dekomposisi senyawa sulfur
(umumnya terkandung dalam minyak bumi dalam bentuk senyawa merkaptan, sulfida
dan disulfida) secara katalitik dengan proses hidrogenasi selektif menjadi
hidrogen sulfida (H2S) dan senyawa hidrokarbon asal dari senyawa belerang
tersebut. Hidrogen sulfida yang dihasilkan dari dekomposisi senyawa sulfur
tersebut kemudian dipisahkan dengan cara fraksinasi atau pencucian/pelucutan.
Akan
tetapi selain 2 cara di atas, saat ini ada pula teknik desulfurisasi yang lain
yaitu bio-desulfurisasi. Bio-desulfurisasi merupakan penyingkiran sulfur secara
selektif dari minyak bumi dengan memanfaatkan metabolisme mikroorganisme, yaitu
dengan mengubah hidrogen sulfida menjadi sulfur elementer yang dikatalis oleh
enzim hasil metabolisme mikroorganisme sulfur jenis tertentu, tanpa mengubah
senyawa hidrokarbon dalam aliran proses. Reaksi yang terjadi adalah reaksi
aerobik, dan dilakukan dalam kondisi lingkungan teraerasi. Keunggulan proses
ini adalah dapat menyingkirkan senyawa sulfur yang sulit disingkirkan, misalnya
alkylated dibenzothiophenes. Jenis mikroorganisme yang digunakan untuk proses
bio-desulfurisasi umumnya berasal dari Rhodococcus sp, namun penelitian lebih
lanjut juga dikembangkan untuk penggunaan mikroorganisme dari jenis lain.
Proses
ini mulai dikembangkan dengan adanya kebutuhan untuk menyingkirkan kandungan
sulfur dalam jumlah menengah pada aliran gas, yang terlalu sedikit jika
disingkirkan menggunakan amine plant, dan terlalu banyak untuk disingkirkan
menggunakan scavenger. Selain untuk gas alam dan hidrokarbon, bio-desulfurisasi
juga digunakan untuk menyingkirkan sulfur dari batubara.
Proses
Shell-Paques Untuk Bio-Desulfurisasi Aliran Gas
Salah
satu lisensi proses bio-desulfurisasi untuk aliran gas adalah Shell Paques dari
Shell Global Solutions International dan Paques Bio-Systems. Proses ini sudah
diterapkan secara komersial sejak tahun 1993, dan saat ini kurang lebih
terdapat sekitar 35 unit bio-desulfurisasi dengan lisensi Shell-Paques
beroperasi di seluruh dunia.
Proses
ini dapat menyingkirkan sulfur dari aliran gas dan menghasilkan hidrogen
sulfida dengan kapasitas mulai dari 100 kg/hari sampai dengan 50 ton/hari,
menggunakan mikroorganisme Thiobacillus yang sekaligus bertindak sebagai
katalis proses bio-desulfurisasi. Dalam proses ini, aliran gas yang mengandung
hidrogen sulfida dilewatkan pada absorber dan dikontakkan pada larutan soda
yang mengandung mikroorganisme. Senyawa soda mengabsorbi hidrogen sulfida, dan
kemudian dialirkan ke bioreaktor THIOPAQ berupa tangki atmosferik teraerasi
dimana mikroorganisme mengubah hidrogen sulfida menjadi sulfur elementer secara
biologis dalam kondisi pH 8,2-9. Sulfur hasil reaksi kemudian melalui proses
dekantasi untuk memisahkan dengan cairan soda. Cairan soda dikembalikan ke
absorber, sedangkan sulfur diperoleh sebagai cake atau sebagai sulfur cair
murni. Karena sifatnya yang hidrofilik sehingga mudah diabsorpsi oleh tanah,
maka sulfur yang dihasilkan dari proses ini dapat juga dimanfaatkan sebagai
bahan baku pupuk.
Keunggulan dari proses Shell-Paques
adalah :
dapat menyingkirkan sulfur dalam
jumlah besar (efisiensi penyingkiran hidrogen sulfida dapat mencapai 99,8%)
hingga menyisakan kandungan hidrogen sulfida yang sangat rendah dalam aliran
gas (kurang dari 4 ppm-volume)
pemurnian
gas dan pengambilan kembali (recovery) sulfur terintegrasi dalam 1 proses- gas
buang (flash gas/vent gas) dari proses ini tidak mengandung gas berbahaya,
sehingga sebelum dilepas ke lingkungan tidak perlu dibakar di flare. Hal ini
membuat proses ini ideal untuk lokasi-lokasi dimana proses yang memerlukan
pembakaran (misalnya flare atau incinerator) tidak dimungkinkan.
menghilangkan
potensi bahaya dari penanganan solvent yang biasa digunakan untuk melarutkan
hidrogen sulfida dalam proses ekstraksi
sifat
sulfur biologis yang hidrofilik menghilangkan resiko penyumbatan (plugging atau
blocking) pada pipa
Bio-katalis
yang digunakan bersifat self-sustaining dan mampu beradaptasi pada berbagai
kondisi proses
Konfigurasi
proses yang sederhana, handal dan aman (antara lain beroperasi pada suhu dan
tekanan rendah) sehingga mudah untuk dioperasikan
Proses
Shell-Paques ini dapat diterapkan pada gas alam, gas buang regenerator amine,
fuel gas, synthesis gas, serta aliran oksigen yang mengandung gas limbah yang
tidak dapat diproses dengan pelarut.
6.BLENDING
Proses
blending adalah penambahan bahan-bahan aditif kedalam fraksi minyak bumi dalam
rangka untuk meningkatkan kualitas produk tersebut. Bensin yang memiliki
berbagai persyaratan kualitas merupakan contoh hasil minyak bumi yang paling
banyak digunakan di barbagai negara dengan berbagai variasi cuaca. Untuk
memenuhi kualitas bensin yang baik, terdapat sekitar 22 bahan pencampur yang
dapat ditambanhkan pada proses pengolahannya.
Diantara
bahan-bahan pencampur yang terkenal adalah tetra ethyl lead (TEL). TEL
berfungsi menaikkan bilangan oktan bensin. Demikian pula halnya dengan pelumas,
agar diperoleh kualitas yang baik maka pada proses pengolahan diperlukan
penambahan zat aditif. Penambahan TEL dapat meningkatkan bilangan oktan, tetapi
dapat menimbulkan pencemaran udara.
BAB III
Fraksi-Fraksi dan Kegunaan Minyak Bumi
Minyak mentah (crude oil)
sebagian besar tersusun dari senyawa-senyawa hidrokarbon jenuh (alkana). Adapun
hidrokarbon tak jenuh (alkena, alkuna dan alkadiena) sangat sedikit dkandung
oleh minyak bumi, sebab mudah mengalami adisi menjadi alkana.
Oleh karena minyak bumi berasl dari
fosil organisme, mak minyak bumi mengandung senyawa-senyawa belerang (0,1
sampai 7%), nitrogen (0,01 sampai 0,9%), oksigen (0,6-0,4%) dan senyawa logam
dalam jumlah yang sanagt kecil. Minyak mentah dipisahkan menjadi sejumlah
fraksi-fraksi melalui proses destilasi (penyulingan)
Pemisahan minyak mentah ke dalam komponen-komponen murni
(senyawa tunggal) tidak mungkin dilakukan dan juga tidak prakstis sebab terlalu
banyak senyawa yang ada dalam minyak tersebut dan senyawa hidrokarbon memiliki
isomer-isomer dengan titik didih yang berdekatan. Fraksi-fraksi yang diperoleh
dari destilasi minyak bumi adalah campuran hidrokarbon yang mendidih pada
trayek suhu tertentu. Misalnya fraksi minyak tanah (kerosin) tersusun dari
campuran senyawa-senyawa yang mendidih antar 1800C-2500C.
Proses destilasi dikerjakan dengan menggunakan kolom atau menara destilasi.
Proses pertama dalam pemrosesan minyak bumi adalah
fraksionasi dari minyak mentah dengan menggunakan proses destilasi bertingkat,
adapun hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Minyak bisa menguap : minyak-minyak pelumas, lilin, parafin,
dan vaselin.
Bahan yang tidak bisa menguap : aspal dan arang minyak bumi.
Kegunaan Minyak Bumi
Pengkilangan/penyulingan
(refening) adalah proses perubahan minyak mentah menjadi produk seperti:
- Gas
Alam
Gas dari hasil distilasi yang dipergunakan untuk keperluan bahan bakar rumah tangga atau pabrik.
2.
Bensin
Bensin digunakan:
Bensin digunakan:
o
Sebagai
bahan bakar motor (Gbr. 14)
o
Bahan
ekstraksi pelarut dan pembersih.
o
Bahan
bakar penerangan dan pemanasan.
3.
Nafta
Nafta adalah material yang memiliki titik didih antara gasolin dan kerosin yang digunakan untuk :
Nafta adalah material yang memiliki titik didih antara gasolin dan kerosin yang digunakan untuk :
o
Pelarut
dry cleaning (pencuci)
o
Pelarut
karet
o
Bahan
awal etilen
o
Bahan
bakar jet dikenal sebagai JP-4
4.
Kerosin
Kerosin digunakan sebagai
Kerosin digunakan sebagai
o
Minyak
tanah
o
Bahan
bakar jet dikenal dengan air plane
5.
Solar dan diesel
Solar dan diesel digunakan sebagai
Solar dan diesel digunakan sebagai
o
Pada
bahan bakar motor, diesel tipe besar (seperti Bus & Truk )
o
Memproduksi
uap
o
Mencairkan
hasil peridustrian
o
Membakar
batu
o
Mengerjakan
panas dari logam
6.
Minyak pelumas (Oli)
digunakan untuk melumasi mesin-mesin.
digunakan untuk melumasi mesin-mesin.
7.
Lilin
Digunakan untuk penerangan, kertas pembungkus berlapis, lilin batik, korek api, bahan pengkilap seperti semir sepatu.
Digunakan untuk penerangan, kertas pembungkus berlapis, lilin batik, korek api, bahan pengkilap seperti semir sepatu.
8.
Minyak bakar
Digunakan sebagai bahan bakar di kapal, industri pemanas dan pembangkit listrik.
Digunakan sebagai bahan bakar di kapal, industri pemanas dan pembangkit listrik.
9.
Bitumen
Materi aspal digunakan sebagai lapisan anti korosi, isolasi listrik dan pengedap suara pada lantai.
Materi aspal digunakan sebagai lapisan anti korosi, isolasi listrik dan pengedap suara pada lantai.
Jika dibuat tabel kegunaan minyak bumi
adalah sebaga berikut :
Fraksi
|
Jumlah atom C
|
Titik didih (°C)
|
Kegunaan
|
Gas
|
C1 - C4
|
< 20
|
Bahan bakar LPG dan
bahan baku untuk senyawa organik.
|
Bensin
(Gasolin)
|
C5 - C10
|
40 - 180
|
Bahan
bakar organik.
|
Nafta
|
C6 - C10
|
70 - 180
|
Nafta
diperoleh dari fraksi bensin, digunakan untuk sintetis senyawa organik,
pembuatan plastik, karet sintetis, detergen, obat, cat, bahan pakaian dan
kosmetik.
|
Kerosin
|
C11 - C14
|
180 - 250
|
Digunakan
sebagai bahan bakar pesawat udara dan bahan bakar kompor parafin.
|
Minyak
solar dan diesel
|
C15 - C17
|
250 - 300
|
Digunakan
sebagai bahan bakar kendaraan bermesin diesel dengan rotasi tinggi.
|
Minyak
pelumas
|
C18 - C20
|
300 - 350
|
Digunakan
sebagai minyak pelumas. Hal ini terkait dengan kekentalannya (Viskositas)
yang cukup besar.
|
Lilin
|
> C20
|
> 350
|
Sebagai
lilin parafin untuk membuat lilin, kertas pembungkus berlapis, dll.
|
Minyak
bakar
|
> C20
|
> 350
|
Bahan
bakar dikapal, industri pemanas dan pembangkit listrik.
|
Bitumen
|
> C40
|
> 350
|
Materi
aspal jalan dan atap bangunan, anti korosi, isolasi listrik, kedap suara pada
lantai
|
BAB IV
Dampak dan Problematika (Permasalahan) Minyak Bumi
1. Sumber Bahan Pencemaran
- Pembakaran Tidak Sempurna
- Menghasilkan asap yang mengandung gas karbon monoksida (CO), partikel karbon (jelaga), dan sisa bahan bakar (hidroksida).
- Pengotor dalam Bahan Bakar
- Bahan bakar fosil mengandung sedikit belerang yang akan menghasilkan oksida belerang (SO2 atau SO3).
- Bahan Aditif (Tambahan) dalam Bahan Bakar
- Bensin yang ditambahi tetraethyllead (TEL) yang punya rumus molekul Pb(C2H5)4 akan menghasilkan partikel timah hitam berupa PbBr2.
2. Asap Buang Kendaraan
Bermotor
a. Gas Karbon Dioksida (CO2)
Sebenarnya, gas karbon dioksida
tidak berbahaya. Tetapi, gas karbon dioksida tergolong gas rumah kaca, sehingga
peningkatan kadar gas karbon dioksida di udara dapat mengakibatkan peningkatan suhu permukaan bumi yang disebut pemanasan
global.
b. Gas Karbon Monoksida (CO)
Gas karbon monoksida tidak berwarna
dan berbau, sehingga kehadirannya tidak diketahui. Gas karbon monoksida
bersifat racun, dapat menimbulkan rasa sakit pada mata, saluran pernapasan, dan
paru-paru. Bila masuk ke dalam darah melalui pernapasan, gas karbon monoksida
bereaksi dengan hemoglobin darah, membentuk karboksihemoglobin (COHb).
CO
+ Hb → COHb
Hemoglobin seharusnya bereaksi
dengan oksigen menjadi oksihemoglobin (O2Hb) dan dibawa ke sel-sel jaringan
tubuh yang memerlukan.
O2
+ Hb → O2Hb
Namun, afinitas gas karbon monoksida
terhadap hemoglobin sekitar 300 kali lebih besar daripada oksigen. Bahkan
hemoglobin yang telah mengikat oksigen dapat diserang oleh gas karbon
monoksida.
CO
+ O2Hb → COHb + O2
Jadi, gas karbon monoksida
menghalangi fungsi vital hemoglobin untuk membawa oksigen bagi tubuh.
Cara mencegah peningkatan gas karbon
monoksida di udara adalah dengan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dan
pemasangan pengubah katalitik pada knalpot.
c. Oksida Belerang (SO2
dan SO3)
Belerang dioksida yang terhisap
pernapasan bereaksi dengan air di dalam saluran pernapasan, membentuk asam
sulfit yang dapat merusak jaringan dan menimbulkan rasa sakit. Bila SO3
terhisap, yang terbentuk adalah asam sulfat (lebih berbahaya). Oksida belerang
dapat larut dalam air hujan dan menyebabkan terjadi hujan asam.
d. Oksida Nitrogen (NO dan NO2)
Campuran NO dan NO2
sebagai pencemar udara biasa ditandai dengan lambang NOx. Ambang batas NOx di
udara adalah 0,05 ppm. NOx di udara tidak beracun (secara langsung) pada
manusia, tetapi NOx ini bereaksi dengan bahan-bahan pencemar lain dan
menimbulkan fenomena asbut (asap-kabut). Asbut menyebabkan berkurangnya daya
pandang, iritasi pada mata dan saluran pernapasan, menjadikan tanaman layu, dan
menurunkan kualitas materi.
e. Partikel Timah Hitam
Senyawa timbel dari udara dapat
mengendap pada tanaman sehingga bahan makanan terkontaminasi. Keracunan timbel
yang ringan dapat menyebabkan gejala keracunan timbel, seperti sakit kepala,
mudah teriritasi, mudah lelah, dan depresi. Keracunan yang lebih hebat menyebabkan
kerusakan otak, ginjal, dan hati.
3. Pengubah Katalitik
Salah satu cara untuk mengurangi
bahan pencemar yang berasal dari asap kendaraan bermotor adalah memasang
pengubah katalitik pada knalpot kendaraan. Pengubah katalitik berupa silinder
dari baja tahan karat yang berisi suatu struktur berbentuk sarang lebah yang
dilapisi katalis (biasanya platina). Pada separuh bagian pertama dari pengubah
katalitik, karbon monoksida bereaksi dengan nitrogen monoksida membentuk karbon
dioksida dan gasnitrogen.
katalis
2CO(g)
+ 2NO(g) → 2CO2(g) + N2(g)
Gas-gas racun gas tak beracun Pada
bagian berikutnya, hidrokarbon dan karbon monoksida (jika masih ada) dioksidasi
membentuk karbon dioksida dan uap air. Pengubah katalitik hanya dapat berfungsi
jika kendaraan menggunakan bensin tanpa timbel.
4. Efek Rumah Kaca
Berbagai gas dalam atmosfer, seperti
karbon dioksida, uap air, metana, dan senyawa keluarga CFC, berlaku seperti
kaca yang melewatkan sinar tampak dan ultraviolet tetapi menahan radiasi
inframerah. Oleh karena itu, sebagian besar dari sinar matahari dapat mencapai
permukaan bumi dan menghangatkan atmosfer dan permukaan bumi. Tetapi radiasi
panas yang dipancarkan permukaan bumi akan terperangkap karena diserap oleh
gas-gas rumah kaca.
Efek rumah kaca berfungsi sebagai
selimut yang menjaga suhu permukaan bumi rata-rata 15˚C. Tanpa karbon dioksida
dan uap air di atmosfer, suhu rata-rata permukaan bumi diperkirakan sekitar
–25˚C. Jadi, jelaslah bahwa efek rumah kaca sangat penting dalam menentukan
kehidupan di bumi. Akan tetapi, peningkatan kadar dari gas-gas rumah kaca dapat
menyebabkan suhu permukaan bumi menjadi terlalu tinggi sehingga dapat
mneyebabkan berbagai macam kerugian.
5. Hujan Asam
Air hujan biasanya sedikit bersifat
asam (pH sekitar 5,7). Hal itu terjadi karena air hujan tersebut melarutkan gas
karbon dioksida yang terdapat dalam udara, membentuk asam karbonat.
CO2(g) + H2O(l) → H2CO3(aq)
CO2(g) + H2O(l) → H2CO3(aq)
Asam Karbonat
Air hujan dengan pH kurang dari 5,7 disebut hujan asam.
Air hujan dengan pH kurang dari 5,7 disebut hujan asam.
a. Penyebab Hujan Asam
SO2(g) + H2O(l) → H2SO3(aq)
asam sulfit
SO3(g) + H2O(l) → H2SO4(aq)
asam sulfat
2NO2(g) + H2O(l) → HNO2(aq) + HNO3(aq)
asam nitrit asam nitrat
SO2(g) + H2O(l) → H2SO3(aq)
asam sulfit
SO3(g) + H2O(l) → H2SO4(aq)
asam sulfat
2NO2(g) + H2O(l) → HNO2(aq) + HNO3(aq)
asam nitrit asam nitrat
b. Masalah yang Ditimbulkan Hujan
Asam
- Kerusakan Hutan
- Kematian Biota Air
- Kerusakan Bangunan
- Kerusakan Hutan
- Kematian Biota Air
- Kerusakan Bangunan
Bahan bangunan sedikit-banyak
mengandung kalsuim karbonat. Kalsium karbonat larut dalam asam, maka dapat
bereaksi.
CaCO3(s)
+ 2HNO3(aq) → Ca(NO3)2(aq) + H2O(l)
+ CO2(g)
c. Cara Menangani Hujan Asam
- Menetralkan asam
- Mengurangi emisi SO2
- Mengurangi emisi oksida nitrogen
- Menetralkan asam
- Mengurangi emisi SO2
- Mengurangi emisi oksida nitrogen
Kesimpulan
Proses pembentukan minyak bumi yaitu berasal dari reaksi kalsium
karbida, CaC2 (dari reaksi antara batuan karbonat dan logam alkali)
dan air yang menghasilkan asetilena yang dapat berubah menjadi minyak bumi pada
temperatur dan tekanan tinggi.
Produk hasil pengolahan minyak bumi
antara lain : Bahan bakar, napta, gasoline, kerosin, minyak solar, minyak
pelumas dan residu. Minyak bumi selain bahan bakar juga sebagai bahan industri
kimia yang penting dan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari yang disebut
petrokimia.
Dampak yang ditimbulkan dari
pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna Pembakaran bahan bakar yang tidak
sempurna, akan menghasilkan senyawa-senyawa kimia yang dalam bentuk gas dapat
mencemari udara dan kadang-kadang mengasilkan partikel-pertikel yang
menimbulkan asap cukup tebal, sehingga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran
udara.
Pencemaran lain adalah gas karbon
monoksida, Co, gas ini berbahaya pada tubuh manusia karena lebih mudah terikat
pada hemoglobin darah, sehingga kemampuan darah mengikat oksigen menjadi
menurun.
Saran
Oleh karena minyak bumi itu proses
pembentukannya lama, maka kita harus berhemat dalam pemanfaatannya, agar minyak
bumi itu tidak cepat habis. Dan penggunaan bensin / bahan bakar haruslah yang
tidak berdampak negatif terhadap lingkungan alam sekitarnya
DAFTAR PUSTAKA
ü Chang,
Raymond.2002.Chemistry.edisi ke-7 New York : McGraw Hill
ü Departemen
pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Glosarium Kimia. Jakarta Balai Pusaka
ü Ika
Ratna Sari, S.Pd. 2006. Metode Belajar Efektif Kimia : Jawa Tengah. CV
Media Karya Putra.
SEMOGA BERMANFAAT
Powered by: Zona Intranet Member
#PaniqueCreats
Komentar
Posting Komentar