SASTRA KLASIK
Sastra Klasik
Sastra Klasik
Pengertian Sastra Klasik
Sastra klasik, sastra lama atau sastra tradisional, adalah karya sastra yang tercipta dan berkembang sebelum masuknya unsur-unsur modernisme ke dalam sastra itu.
Ciri-ciri satra klasik
1. Nama penciptanya tidak diketahui (anonim).karena itu karya sastra lama merupakan milik masyarakat itu sendiri.
2. Bersifat pralogis, mempunyai logika tersendiri yang sesuai dengan logika umum.
3. Berkembang secara statis dan mempunyai rumus yang baku.Dalam bentuk prosa, misalnya, selalu menggunakan kata-kata klise, sahibul hikayat, menurut empunya cerita, konon, dan sejenisnya. Disamping itu, sastra melayu klasik dipenuhi pula dengan berbagai ungkapan, peribahasa, dan aneka jenis lainnya.
4. Kisahnya berupa kehidupan istana, raja-raja, dewa-dewa, para pahlawan, atau tokoh-tokoh mulia lainnya.
5. Disampaikan secara lisan dari mulut ke mulut.
Perbedaan sastra klasik dan sastra baru
SASTRA KLASIK
a. Puisi berbentuk terikat dan kaku.
b. Prosa lama statis (sesuai dengan keadaan masyarakat lama yang mengalami perubahan yang sangat lambat).
c. Kratonsentris (cerita berkisah kerajaan, istana, keluarga raja; bersifat feodal)
d. Prosa hampir seluruhnya berbentuk hikayat, tambo, atau dongeng. Pembaca dibawa ke alam khayal dan fantasi.
e. Kemudian dipengaruhi oleh kesusastraan Hindu dan Arab.
f. Cerita sering bersifat anonim.
SASTRA BARU
a. Puisi bersifat bebas, baik bentuk maupun isinya.
b. prosa baru dinamis (senantiasa berubah sesuai dengan perkembangan masyarakat).
c. masyarakat sentris (cerita mengambil bahan dari kehidupan masyarakat sehari-hari).
d. Bentuknya roman, novel, cerpen, kisah, drama. Berlandaskan pada dunia yang nyata; berdasarkan kenyataan dan kebenaran.
e. Terutama dipengaruhi oleh kesusastraan Barat.
f. Diketahui siapa pengarangnya karena dinyatakan dengan jelas.
Jenis-Jenis Karya Sastra Klasik
A. Mantra
Mantra adalah puisi yang diresapi oleh kepercayaan akan dunia gaib.Irama, bahasa sangat penting untuk menciptakan nuansa magis. Mantra timbul dari kepercayaan animisme.
Contoh mantra: Sirih lontar pinang lontar
Terletak di atas penjuru
Hantu buta jembalang buta
Aku mengangkatkan jembalang rusa
B. Pantun
Ciri-cirinya sebagai berikut:
1. Terdiri atas 4 baris
2. Tiap baris terdiri atas 8 sampai 12 suku kata.
3. Dua baris pertama disebut sampiran, dan dua baris berikutnya disebut isi pantun.
4. Pantun mementingkan rima akhir dengan pola /abab/.Bunyi akhir baris pertama sama dengan bunyi akhir baris ketiga dan baris kedua sama dengan baris keempat.
Contoh Pantun:
Sikap sinohong
Gelana ikan duri
Bercakap bohong
Lama-lama mencuri
Gunung Daik timang timangan
Tempat kera berulang ali
Budi yang baik kenang-kenangan
Budi yang jahat buang sekali
c. Pantun Berkait
• Pantun berkait disebut juga pantun berantai atau seloka. Pantun berkait adalah pantun yangg terdiri atas beberapa bait, bait yang satu dengan yang lainnya sambung menyambung. Baris kedua dan keempat dari bait pertama dipakai kembali pada baris pertama dari ketiga pada bait kedua.Demikianlah pula hubungan antara bait kedua dan ketiga, ketiga dan keempat, dan seterusnya.
Contoh Pantun berkait:
Sarang garuda di pohon beringin
Buah kemuning di dalam puan
Sepucuk surat dilayangkan angin
Putih kuning sambutlah tuan
Buah kemuning di dalam puan
Dibawa dari Indragiri
Putih kuning sambutlah tuan
sambutlah dengan si tangan kiri
Dibawa dari Indragiri
Kabu-kabu dalm perahu
Sambuutlah dengan si tangan kiri
Seorang mahluk janganlah tahu
D. Talibun
Adalah pantun yang susunannya terdiri atas enam, delapan, atau sepuluh baris. Pembagian baitnya sama dengan pantun biasa, yaitu terdiri atas sampiran dan isi. Jika talibun itu enam baris, maka tiga baris pertama merupakan sampiran dan tiga baris berikutnya merupakan isi.
Contoh:
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak beli
Ikan panjang beli dahulu
kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari
Induk semang cari dahulu
E. Pantun Kilat
Pantun kilat atau Karmina, ialah pantun yang terdiri atas dua baris, baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua isinya.
Contoh Pantun Kilat
Gendang gendut, tali kecapi
Kenyang perut, senanglah hati
Pinggan tak retak, nasi tak dingin
Tuan tak hendak, kami tak ingin
Sudah gaharu, cendana pula
Sudah tahu, bertanya pula.
F. Gurindam
Gurindam atau sajak pribahasa merupakan puisi yang bercirikan sebagai berikut:
1. terdiri atas dua baris
2. rumus rima akhirnya /aa/
3. baris pertama merupakan syarat, dan baris kedua berisikan akibat dari yang disebutkan pada baris pertama.
4. berisikan ajaran, budi pekerti, atau nasihat keagamaan.
Contoh Gurindam
Barang siapa meninggalkan zakat
Tiadalah artinya boleh berkat
Barang siapa berbuat fitnah
Ibarat dirinya menentang panah
G. Syair
• merupakan bentuk puisi klasik yang merupakan pengaruh kebudayaan Arab. Syair memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. terdiri atas 4 baris
2. tiap baris terdiri atas 8 sampai 10 suku kata.
3. tidak memiliki sampiran dan isi, semuanya merupakkan isi.
4. berima akhir a-a-a-a
contoh:
Diriku lemah anggotaku layu
Rasakan cinta bertalu-talu
Kalau begini datangnya selalu
Tentulah kakanda berpulang dahulu
H. Peribahasa
Peribahasa adalah kalimat atau kelompok perkataan yang tetap susunannya dan biasanya mengiaskan maksud tertentu.
I. Teka – teki
Adalah cerita pendek yang menuntut adanya jawaban atas maksud dari cerita itu.
Contoh:
1. Dari kecil berbaju hijau, sudah besar berbaju merah, luarnya surga, dalamnya neraka.
jawab: cabai.
2. Hitam legam seperti hantu. Tapi putih hatinya. Kecil berbaju merah, besar berbaju hijau. Apabila hendak mati berbaju merah. Jawab: Manggis
3. Tiada kaki boleh berlari, tiada ekor boleh berjalan, tiada kepala boleh memandang. Jawab: Ular, Katak dan Kepiting.
J. Cerita binatang
Cerita binatang atau fabel adalah cerita yang tokoh-tokohnya berupa binatang dengan peran layaknya manusia. Binatang-binatang itu dapat bicara, makan, minum, berkeluarnya sebagaimana layaknya manusia.
K. Cerita asal- usul ( Legenda)
Secara garis besar cerita asal usul, terbagi dalam 3 jenis, yakni sebagai berikut:
1. Cerita asal usul dunia tumbuh-tumbuhan.
2. Cerita asal usul dunia binatang.
3. Cerita asal usul terjadinya suatu tempat.
L. Cerita Pelipur Lara
Cerita ini disebut pelipur lara sebab memang fungsinya untuk menghibur hati seseorang.dalam cerita ini dikisahkan hal-hal yang indah-indah, yang penuh fantasi, dan daya impian yang menawan.misalnya, tentang kehidupan istana, keajaiban-keajaiban, senjata yang penuh keramat, putri yang cantik dll.
M. Cerita Jenaka
Karya sastra klasik lainnya yang cukup terkenal, antara lain cerita jenaka seperti pak belalang, Lebai malang, dan pak kaduk.
Pak belalang mengisahkan orang yang selalu mujur, tetapi tidak disengaja.
Lebai Malang menggambarkan orang yang karena keserakahannya justru selalu tidak memperoleh apa-apa.
Pak Kaduk mengisahkan orang yang mendapat kesempatan tetapi tidak dapat mempergunakannya sehingga ia selalu ketiban celaka.
N. Cerita Sejarah
Sastra klasik lainnya yang lebih serius adalah sejenis sejarah, yakni Sejarah Melayu, Hikayat Banjar, dan Hikayat Raja-Raja Pasai.
Cerita sejarah atau Sastra umumnya sudah banyak mengalami pengaruh asing, terutama dari Islam. Jadi sastra sejarah klasik tidak lagi murni sebagai kreasi masyarakat melayu.
Pengertian Sastra Klasik
Sastra klasik, sastra lama atau sastra tradisional, adalah karya sastra yang tercipta dan berkembang sebelum masuknya unsur-unsur modernisme ke dalam sastra itu.
Ciri-ciri satra klasik
1. Nama penciptanya tidak diketahui (anonim).karena itu karya sastra lama merupakan milik masyarakat itu sendiri.
2. Bersifat pralogis, mempunyai logika tersendiri yang sesuai dengan logika umum.
3. Berkembang secara statis dan mempunyai rumus yang baku.Dalam bentuk prosa, misalnya, selalu menggunakan kata-kata klise, sahibul hikayat, menurut empunya cerita, konon, dan sejenisnya. Disamping itu, sastra melayu klasik dipenuhi pula dengan berbagai ungkapan, peribahasa, dan aneka jenis lainnya.
4. Kisahnya berupa kehidupan istana, raja-raja, dewa-dewa, para pahlawan, atau tokoh-tokoh mulia lainnya.
5. Disampaikan secara lisan dari mulut ke mulut.
Perbedaan sastra klasik dan sastra baru
SASTRA KLASIK
a. Puisi berbentuk terikat dan kaku.
b. Prosa lama statis (sesuai dengan keadaan masyarakat lama yang mengalami perubahan yang sangat lambat).
c. Kratonsentris (cerita berkisah kerajaan, istana, keluarga raja; bersifat feodal)
d. Prosa hampir seluruhnya berbentuk hikayat, tambo, atau dongeng. Pembaca dibawa ke alam khayal dan fantasi.
e. Kemudian dipengaruhi oleh kesusastraan Hindu dan Arab.
f. Cerita sering bersifat anonim.
SASTRA BARU
a. Puisi bersifat bebas, baik bentuk maupun isinya.
b. prosa baru dinamis (senantiasa berubah sesuai dengan perkembangan masyarakat).
c. masyarakat sentris (cerita mengambil bahan dari kehidupan masyarakat sehari-hari).
d. Bentuknya roman, novel, cerpen, kisah, drama. Berlandaskan pada dunia yang nyata; berdasarkan kenyataan dan kebenaran.
e. Terutama dipengaruhi oleh kesusastraan Barat.
f. Diketahui siapa pengarangnya karena dinyatakan dengan jelas.
Jenis-Jenis Karya Sastra Klasik
A. Mantra
Mantra adalah puisi yang diresapi oleh kepercayaan akan dunia gaib.Irama, bahasa sangat penting untuk menciptakan nuansa magis. Mantra timbul dari kepercayaan animisme.
Contoh mantra: Sirih lontar pinang lontar
Terletak di atas penjuru
Hantu buta jembalang buta
Aku mengangkatkan jembalang rusa
B. Pantun
Ciri-cirinya sebagai berikut:
1. Terdiri atas 4 baris
2. Tiap baris terdiri atas 8 sampai 12 suku kata.
3. Dua baris pertama disebut sampiran, dan dua baris berikutnya disebut isi pantun.
4. Pantun mementingkan rima akhir dengan pola /abab/.Bunyi akhir baris pertama sama dengan bunyi akhir baris ketiga dan baris kedua sama dengan baris keempat.
Contoh Pantun:
Sikap sinohong
Gelana ikan duri
Bercakap bohong
Lama-lama mencuri
Gunung Daik timang timangan
Tempat kera berulang ali
Budi yang baik kenang-kenangan
Budi yang jahat buang sekali
c. Pantun Berkait
• Pantun berkait disebut juga pantun berantai atau seloka. Pantun berkait adalah pantun yangg terdiri atas beberapa bait, bait yang satu dengan yang lainnya sambung menyambung. Baris kedua dan keempat dari bait pertama dipakai kembali pada baris pertama dari ketiga pada bait kedua.Demikianlah pula hubungan antara bait kedua dan ketiga, ketiga dan keempat, dan seterusnya.
Contoh Pantun berkait:
Sarang garuda di pohon beringin
Buah kemuning di dalam puan
Sepucuk surat dilayangkan angin
Putih kuning sambutlah tuan
Buah kemuning di dalam puan
Dibawa dari Indragiri
Putih kuning sambutlah tuan
sambutlah dengan si tangan kiri
Dibawa dari Indragiri
Kabu-kabu dalm perahu
Sambuutlah dengan si tangan kiri
Seorang mahluk janganlah tahu
D. Talibun
Adalah pantun yang susunannya terdiri atas enam, delapan, atau sepuluh baris. Pembagian baitnya sama dengan pantun biasa, yaitu terdiri atas sampiran dan isi. Jika talibun itu enam baris, maka tiga baris pertama merupakan sampiran dan tiga baris berikutnya merupakan isi.
Contoh:
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak beli
Ikan panjang beli dahulu
kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari
Induk semang cari dahulu
E. Pantun Kilat
Pantun kilat atau Karmina, ialah pantun yang terdiri atas dua baris, baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua isinya.
Contoh Pantun Kilat
Gendang gendut, tali kecapi
Kenyang perut, senanglah hati
Pinggan tak retak, nasi tak dingin
Tuan tak hendak, kami tak ingin
Sudah gaharu, cendana pula
Sudah tahu, bertanya pula.
F. Gurindam
Gurindam atau sajak pribahasa merupakan puisi yang bercirikan sebagai berikut:
1. terdiri atas dua baris
2. rumus rima akhirnya /aa/
3. baris pertama merupakan syarat, dan baris kedua berisikan akibat dari yang disebutkan pada baris pertama.
4. berisikan ajaran, budi pekerti, atau nasihat keagamaan.
Contoh Gurindam
Barang siapa meninggalkan zakat
Tiadalah artinya boleh berkat
Barang siapa berbuat fitnah
Ibarat dirinya menentang panah
G. Syair
• merupakan bentuk puisi klasik yang merupakan pengaruh kebudayaan Arab. Syair memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. terdiri atas 4 baris
2. tiap baris terdiri atas 8 sampai 10 suku kata.
3. tidak memiliki sampiran dan isi, semuanya merupakkan isi.
4. berima akhir a-a-a-a
contoh:
Diriku lemah anggotaku layu
Rasakan cinta bertalu-talu
Kalau begini datangnya selalu
Tentulah kakanda berpulang dahulu
H. Peribahasa
Peribahasa adalah kalimat atau kelompok perkataan yang tetap susunannya dan biasanya mengiaskan maksud tertentu.
I. Teka – teki
Adalah cerita pendek yang menuntut adanya jawaban atas maksud dari cerita itu.
Contoh:
1. Dari kecil berbaju hijau, sudah besar berbaju merah, luarnya surga, dalamnya neraka.
jawab: cabai.
2. Hitam legam seperti hantu. Tapi putih hatinya. Kecil berbaju merah, besar berbaju hijau. Apabila hendak mati berbaju merah. Jawab: Manggis
3. Tiada kaki boleh berlari, tiada ekor boleh berjalan, tiada kepala boleh memandang. Jawab: Ular, Katak dan Kepiting.
J. Cerita binatang
Cerita binatang atau fabel adalah cerita yang tokoh-tokohnya berupa binatang dengan peran layaknya manusia. Binatang-binatang itu dapat bicara, makan, minum, berkeluarnya sebagaimana layaknya manusia.
K. Cerita asal- usul ( Legenda)
Secara garis besar cerita asal usul, terbagi dalam 3 jenis, yakni sebagai berikut:
1. Cerita asal usul dunia tumbuh-tumbuhan.
2. Cerita asal usul dunia binatang.
3. Cerita asal usul terjadinya suatu tempat.
L. Cerita Pelipur Lara
Cerita ini disebut pelipur lara sebab memang fungsinya untuk menghibur hati seseorang.dalam cerita ini dikisahkan hal-hal yang indah-indah, yang penuh fantasi, dan daya impian yang menawan.misalnya, tentang kehidupan istana, keajaiban-keajaiban, senjata yang penuh keramat, putri yang cantik dll.
M. Cerita Jenaka
Karya sastra klasik lainnya yang cukup terkenal, antara lain cerita jenaka seperti pak belalang, Lebai malang, dan pak kaduk.
Pak belalang mengisahkan orang yang selalu mujur, tetapi tidak disengaja.
Lebai Malang menggambarkan orang yang karena keserakahannya justru selalu tidak memperoleh apa-apa.
Pak Kaduk mengisahkan orang yang mendapat kesempatan tetapi tidak dapat mempergunakannya sehingga ia selalu ketiban celaka.
N. Cerita Sejarah
Sastra klasik lainnya yang lebih serius adalah sejenis sejarah, yakni Sejarah Melayu, Hikayat Banjar, dan Hikayat Raja-Raja Pasai.
Cerita sejarah atau Sastra umumnya sudah banyak mengalami pengaruh asing, terutama dari Islam. Jadi sastra sejarah klasik tidak lagi murni sebagai kreasi masyarakat melayu.
Wayang Purwa
Wayang
purwa disebut juga wayang kulit karena terbuat dari kulit lembu. Sunan Kalijaga
yang menciptakan pertama kali wayang dari kulit lembu. Wayang ini dimainkan
oleh seorang dalang yang menjadi narator dialog tokoh-tokoh wayang, dengan
diiringi oleh musik gamelan yang dimainkan sekelompok niyaga dan tembang
yang dinyanyikan pesinden.
Wayang Purwa
Dalang
memainkan wayang kulit di balik kelir, yaitu layar yang terbuat dari
kain putih, sementara di belakangnya disorotkan lampu listrik atau lampu minyak
(blencong), sehingga para penonton yang berada di sisi lain dari layar
dapat melihat bayangan yang jatuh ke kelir. Penonton harus
berpengetahuan tentang tokoh-tokoh wayang yang bayangannya tampil di layar
supaya dapat memahami cerita wayang (lakon).
Secara
umum, cerita dari wayang ini mengambil naskah Mahabharata dan Ramayana, tetapi
tidak dibatasi hanya dengan standar tersebut. Dalang juga bisa memainkan lakon
carangan (gubahan). Dalam sejarahnya, penyaduran sumber cerita dari Rmayana
dan Mahabharata ke dalam bahasa Jawa Kuno dilakukan pada masa pemerintahan Raja
Jayabaya.
Bentuk
wayang purwa ini pada mulanya didasarkan pada bentuk relief candi, namun
mengalami perubahan hingga sekarang yang disesuaikan dengan pribadi masyarakat
Indonesia (Jawa). Menurut Sunarto, wayang purwa dibedakan berdasarkan ukuran
besar/tingginya.
Tokoh – tokoh seperti Ivanhoe,
Cedric, Rowena, Isaac dan York menunjukka pengggambaran watak yang sangat
mengesankan, dimana penggunaan antagoni dan protagonist dengan memperhatikan
tokoh – tokohnya secara sosiologis sangat tepat dan kuat. Karya ini menunjukkan
keunggulan Scott terutama dibandingkan dengan sejumlah karyanya yang lain, juga
dari pengarang seangkatannya. Sebagai pengarang romantic, Scott meninggalkan
pengaruh yang besar dan kuat kepada genberasi pengarang sesudahnya dimana karya
– karyanya menjadi acuan dan contoh yang pas untuk bentuk sastra romantic.
Contoh teater
Teater Klasik wayang golek
Teater klasik merupakan jenis teater yang sifatnya sudah mapan. Segala sesuatunya sudah teratur; dengan cerita dan pelaku yang terlatih, dipertunjukkan di gedung-gedung pertunjukan yang memadai, dan cenderung tidak menyatu lagi dari kehidupan rakyatnya. Ceritanya statis namun memiliki daya tarik sebab kepiawaian dalang atau pelaku teater dalam membawakan cerita. Teater klasik lahir dari pusat kerajaan sehingga bersifat feodalistik. Contoh jenis teater klasik adalah wayang orang, wayang kulit, dan wayang golek.
Para tokoh teater klasik
Teater klasik merupakan jenis teater yang sifatnya sudah mapan. Segala sesuatunya sudah teratur; dengan cerita dan pelaku yang terlatih, dipertunjukkan di gedung-gedung pertunjukan yang memadai, dan cenderung tidak menyatu lagi dari kehidupan rakyatnya. Ceritanya statis namun memiliki daya tarik sebab kepiawaian dalang atau pelaku teater dalam membawakan cerita. Teater klasik lahir dari pusat kerajaan sehingga bersifat feodalistik. Contoh jenis teater klasik adalah wayang orang, wayang kulit, dan wayang golek.
Para tokoh teater klasik
·
eschylus (525-SM). Dialah yang pertama kali mengenalkan tokoh
prontagonis dan antagonis sehingga mampu menghidupkan peran. Karyanya yang
terkenal adalah Trilogi Oresteia yang terdiri dari Agamennon , The Libatian
Beavers, dan The Furies.
·
Shopocles (496-406 SM) dengan karya yang terkenal adalah Oedipus
The King, Oedipus at Colonus, Antigone.
·
Euripides (484-406 SM) dengan karya-karyanya antara lain Medea,
Hyppolitus, The Troyan Woman, Cyclops.
·
Aristophanes (448-380 SM) penulis naskah drama komedi. Dengan karyanya
yang terkenal adalah Lysistrata, The Wasps, The Clouds, The Frogs, The
Birds.
·
Manander (349-291 SM.). Manander menghilangkan koor dan menggantinya
dengan berbagai watak. Misalnya watak orang tua yang baik, budak yang licik,
anak yang jujur, pelacur yang kurang ajar, tentara yang sombong dan sebagainya.
Karya Manander juga berpengaruh kuat pada Zaman Romawi Klasik dan drama
komedi Zaman Renaissance dan Elisabethan.
Musik Klasik
Musi klasik merupakan musik rakyat pilihan yang telah dikembangkan di pusat-pusat pemerintahan lama, seperti ibu kota kerajaan, atau kesultanan. Musik ini merupakan musik ciptaan komponis serta telah tertata dengan aturan-aturan yang berlaku. Musik klasik pada masyarakat modern sama sekali tidak dibatasi baik oleh tradisi maupun oieh kecenderungan yang berkembang di masyarakat. Dengan kata lain musik klasik memiliki kebebasan artistik yang jauh lebih luas dibanding dengan musik hiburan.
Kebebasan artistik dalam musik klasik bukan berarti tidak memiliki aturan, melainkan didasarkan atas berbagai pertimbangan konsep. Konsep teoretik yang juga senantiasa berkembang dari waktu ke waktu. Hal tersebut menyebabkan musik klasik senantiasa selalu berubah dan berkembang selama berabad-abad.
Musik klasik berasal dari Eropa dan merupakan salah satu periode perkembangan musik yang dianggap mewakili keseluruhan periode tersebut. Adapun ciri-ciri musik klasik adalah sebagai berikut:
1. Didominasi oleh musik gesek dan tiup.
2. Tidak menggunakan beat (drum-set) secara konstan.
3. Tidak menonjolkan ritme pada melodi dan harmoni.
Perkembangan musik pada zaman klasik terbagi menjadi empat, yaitu:
a. Barok dan Rokoko (Abad ke-17)
Pada zaman ini, terdapat beberapa komponis terkenal, seperti G. Gabrieli (1555-1612), C. Gesuwaldo (1560-1613), H. L. Hassler (1564-1612), C. Monteverdi (1567-1643), Johan Sebastian Bach (1685-1750), Antonio Vivaldi (1678-1741), George Friederich Handel (1685-1759), dan sebagainya.
Ciri-ciri musik Barok dan Rokoko antara lain:
1. Melodi cenderung lincah dan sulit.
2. Banyakmenggunakanornamen.
3. Ada dinamik keras (forte), lunak (piano).
4. Harmoni dua nada atau lebih berbunyi bergantian (poliponik).
5. Biasanya digunakan untuk mengiringi opera (pertunjukan drum dan tari balet).
b. Klasik (abad ke-18)
Musik klasik melahirkan beberapa komponis terkenal seperti:
Johan Sebastian Bach (1685-1750), George Friederich Handel (1685-1759), J. J Rousseau (1712-1776), Franz Joseph Hayden (1732-1809), Wolf Gang Amadeus Mozart (1754-1791), L. Van Beethoven (1770-1827), dansebagainya.
Ciri-ciri musik klasik antara lain:
1. Ornamen lebih dibatasi.
2. Ada peralihan tempo accelerando dan ritardando.
3. Ada peralihan dinamik crescendo dan dekrescendo.
4. Harmoni tiga nada atau lebih bunyi bersamaan (homofon
Para tokoh tari klasik
a. Bagong Kusudiarjo
Bangong Kusudiarjo adalah tokoh yang terkenal dengan penataan tari yang sangat bagus. karya-karya beliau, antar lain: Tari Batik, Tari Keris, dan Tari Reog
b. S. Maridi
S Maridi terkenal sebagai seniman tari yang karya-karyanya banyak menggunakan gerak tradisional. Beliau berasal dari Surakarta. Hasil karya-karyanya, antara lain: Tari Gambyong Pareanom, Tari Merak Subal, dan Tari Bondan Tani.
c. R. L. Sasmita Mardono
Beliau berasal Yogyakarta. Seni tari yang beliau ciptakan merupakan hasil pengembangan tari-tari klasik gaya Yogyakarta. R. L. Sasmita Mardono adalah seniman yang mengembangkan Tari Merak gaya Yogyakarta. Karya-karya beliau, antar lain: Tari Golek Ayun-ayun, Tari Golek Kenya Tinembe, dan Beksan Menak Umarmoyo-Umarmadi.
d. I Wayan Dibia
Sesuai dengan namanya, I Wayan Dibia berasal dari Bali. Beliau adalah seniman yang banyak mengembangkan tari gaya Bali, karya beliau yang terkenal adalah Tari Jaran Teji.
e. Tjetje Sumantri
Beliau adalah seniman yang berasal dari Jawa Barat. Beliau termasuk salah seorang yang membakukan gerakan-gerakan tari Sunda. Karya-karya beliau, antara lain: Tari Sulintang, Tari Topeng Klana, dan Tari anjasmar
Bangong Kusudiarjo adalah tokoh yang terkenal dengan penataan tari yang sangat bagus. karya-karya beliau, antar lain: Tari Batik, Tari Keris, dan Tari Reog
b. S. Maridi
S Maridi terkenal sebagai seniman tari yang karya-karyanya banyak menggunakan gerak tradisional. Beliau berasal dari Surakarta. Hasil karya-karyanya, antara lain: Tari Gambyong Pareanom, Tari Merak Subal, dan Tari Bondan Tani.
c. R. L. Sasmita Mardono
Beliau berasal Yogyakarta. Seni tari yang beliau ciptakan merupakan hasil pengembangan tari-tari klasik gaya Yogyakarta. R. L. Sasmita Mardono adalah seniman yang mengembangkan Tari Merak gaya Yogyakarta. Karya-karya beliau, antar lain: Tari Golek Ayun-ayun, Tari Golek Kenya Tinembe, dan Beksan Menak Umarmoyo-Umarmadi.
d. I Wayan Dibia
Sesuai dengan namanya, I Wayan Dibia berasal dari Bali. Beliau adalah seniman yang banyak mengembangkan tari gaya Bali, karya beliau yang terkenal adalah Tari Jaran Teji.
e. Tjetje Sumantri
Beliau adalah seniman yang berasal dari Jawa Barat. Beliau termasuk salah seorang yang membakukan gerakan-gerakan tari Sunda. Karya-karya beliau, antara lain: Tari Sulintang, Tari Topeng Klana, dan Tari anjasmar
SEMOGA BERMANFAAT
Powered by: Zona Intranet Member
#PaniqueCreats
Komentar
Posting Komentar