SASTRA KLASIK



Sastra Klasik
Sastra Klasik
Pengertian Sastra Klasik
Sastra klasik, sastra lama atau sastra tradisional, adalah karya sastra yang tercipta dan berkembang sebelum masuknya unsur-unsur modernisme ke dalam sastra itu.
Ciri-ciri satra klasik
1. Nama penciptanya tidak diketahui (anonim).karena itu karya   sastra lama merupakan milik   masyarakat itu sendiri.
2. Bersifat pralogis, mempunyai logika tersendiri yang sesuai dengan logika umum.
3. Berkembang secara statis dan mempunyai rumus yang baku.Dalam bentuk prosa, misalnya, selalu menggunakan kata-kata klise, sahibul hikayat, menurut empunya cerita, konon, dan sejenisnya. Disamping itu, sastra melayu klasik dipenuhi pula dengan berbagai ungkapan, peribahasa, dan aneka jenis lainnya.
4. Kisahnya berupa kehidupan istana, raja-raja, dewa-dewa, para pahlawan, atau tokoh-tokoh mulia    lainnya.
5. Disampaikan secara lisan dari mulut  ke mulut.
Perbedaan sastra klasik dan sastra baru

SASTRA KLASIK
a. Puisi berbentuk terikat dan kaku.
b. Prosa lama statis (sesuai dengan keadaan masyarakat lama yang mengalami perubahan yang sangat lambat).
c. Kratonsentris (cerita berkisah kerajaan, istana, keluarga raja; bersifat feodal)
d. Prosa hampir seluruhnya berbentuk hikayat, tambo, atau dongeng. Pembaca dibawa ke alam khayal dan fantasi.
e. Kemudian dipengaruhi oleh kesusastraan Hindu dan Arab.
f. Cerita sering bersifat anonim.
SASTRA BARU
a. Puisi bersifat bebas, baik bentuk maupun isinya.
b. prosa baru dinamis (senantiasa berubah sesuai dengan perkembangan masyarakat).
c. masyarakat sentris (cerita mengambil bahan dari kehidupan masyarakat sehari-hari).
d. Bentuknya roman, novel, cerpen, kisah, drama. Berlandaskan pada dunia yang nyata; berdasarkan kenyataan dan kebenaran.
e. Terutama dipengaruhi oleh kesusastraan Barat.
f.  Diketahui siapa pengarangnya karena dinyatakan dengan jelas.
Jenis-Jenis Karya Sastra Klasik
A. Mantra
        Mantra adalah puisi yang diresapi oleh kepercayaan akan dunia gaib.Irama, bahasa sangat penting untuk menciptakan nuansa magis. Mantra timbul dari kepercayaan animisme.
Contoh mantra:           Sirih lontar pinang lontar
              Terletak di atas penjuru
              Hantu buta jembalang buta
              Aku mengangkatkan jembalang rusa
B. Pantun
Ciri-cirinya sebagai berikut:
1.    Terdiri atas 4 baris
2.    Tiap baris terdiri atas 8 sampai 12 suku kata.
3.    Dua baris pertama disebut sampiran, dan  dua baris berikutnya disebut isi pantun.
4.    Pantun mementingkan rima akhir dengan pola /abab/.Bunyi akhir baris pertama sama dengan bunyi akhir baris ketiga dan baris kedua sama dengan baris keempat.


Contoh Pantun:

Sikap sinohong
Gelana ikan duri
Bercakap bohong
Lama-lama mencuri
    Gunung Daik timang timangan
    Tempat kera berulang ali
    Budi yang baik kenang-kenangan
    Budi yang jahat buang sekali

c. Pantun Berkait
•    Pantun berkait disebut juga pantun berantai atau seloka. Pantun berkait adalah pantun yangg terdiri atas beberapa bait, bait yang satu dengan yang lainnya sambung menyambung. Baris kedua dan keempat dari bait pertama dipakai kembali pada baris pertama dari ketiga pada bait kedua.Demikianlah pula hubungan antara bait kedua dan ketiga, ketiga dan keempat, dan seterusnya.
Contoh Pantun berkait:
Sarang garuda di pohon beringin
Buah kemuning di dalam puan
Sepucuk surat dilayangkan angin
Putih kuning sambutlah tuan
    Buah kemuning di dalam puan
    Dibawa dari Indragiri
    Putih kuning sambutlah tuan
    sambutlah dengan si tangan kiri
Dibawa dari Indragiri
Kabu-kabu dalm perahu
Sambuutlah dengan si tangan kiri
Seorang mahluk janganlah tahu
   
D. Talibun
Adalah pantun yang susunannya terdiri atas enam, delapan, atau sepuluh baris. Pembagian baitnya sama dengan pantun biasa, yaitu terdiri atas sampiran dan isi. Jika talibun itu enam baris, maka tiga baris pertama merupakan sampiran dan tiga baris berikutnya merupakan isi.
Contoh:
    Kalau anak pergi ke pekan
    Yu beli belanak beli
    Ikan panjang beli dahulu
    kalau anak pergi berjalan
    Ibu cari sanak pun cari
    Induk semang cari dahulu

E. Pantun Kilat
Pantun kilat atau Karmina, ialah pantun yang terdiri atas dua baris, baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua isinya.
Contoh Pantun Kilat
Gendang gendut, tali kecapi
Kenyang perut, senanglah hati
    Pinggan tak retak, nasi tak dingin
    Tuan tak hendak, kami tak ingin
Sudah gaharu, cendana pula
Sudah tahu, bertanya pula.

F. Gurindam
Gurindam atau sajak pribahasa merupakan puisi yang bercirikan sebagai berikut:
    1. terdiri atas dua baris
    2. rumus rima akhirnya /aa/
    3. baris pertama merupakan syarat, dan baris kedua berisikan akibat dari yang disebutkan pada baris pertama.
    4. berisikan ajaran, budi pekerti, atau nasihat keagamaan.
Contoh Gurindam
Barang siapa meninggalkan zakat
Tiadalah artinya boleh berkat
Barang siapa berbuat fitnah
Ibarat dirinya menentang panah

G. Syair
•    merupakan bentuk puisi klasik yang merupakan pengaruh kebudayaan Arab. Syair memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
    1. terdiri atas 4 baris
    2. tiap baris terdiri atas 8 sampai 10 suku kata.
    3. tidak memiliki sampiran dan isi, semuanya merupakkan      isi.
    4. berima akhir a-a-a-a
   
contoh:
        Diriku lemah anggotaku layu
        Rasakan cinta bertalu-talu
        Kalau begini datangnya selalu
        Tentulah kakanda berpulang dahulu

H. Peribahasa
Peribahasa adalah kalimat atau kelompok perkataan yang tetap susunannya dan biasanya mengiaskan maksud tertentu.

I.     Teka – teki
Adalah cerita pendek yang menuntut adanya jawaban atas maksud dari cerita itu.
Contoh:
1.    Dari kecil berbaju hijau, sudah besar berbaju merah, luarnya surga, dalamnya neraka.
    jawab: cabai.
2.    Hitam legam seperti hantu. Tapi putih hatinya. Kecil berbaju merah, besar berbaju hijau. Apabila hendak mati berbaju merah. Jawab: Manggis
3.    Tiada kaki boleh berlari, tiada ekor boleh berjalan, tiada kepala boleh memandang. Jawab: Ular, Katak dan Kepiting.

J.   Cerita binatang
Cerita binatang atau fabel adalah cerita yang tokoh-tokohnya berupa binatang dengan peran layaknya manusia. Binatang-binatang itu dapat bicara, makan, minum, berkeluarnya sebagaimana layaknya manusia.

K. Cerita asal- usul ( Legenda)
Secara garis besar  cerita asal usul, terbagi dalam 3 jenis, yakni sebagai berikut:
1. Cerita asal usul dunia tumbuh-tumbuhan.
2. Cerita asal usul dunia binatang.
3. Cerita asal usul terjadinya suatu tempat.

L. Cerita Pelipur Lara
Cerita ini disebut pelipur lara sebab memang fungsinya untuk menghibur hati seseorang.dalam cerita ini dikisahkan hal-hal yang indah-indah, yang penuh fantasi, dan daya impian yang menawan.misalnya, tentang kehidupan istana, keajaiban-keajaiban, senjata yang penuh keramat, putri yang cantik dll.

M. Cerita Jenaka
Karya sastra klasik lainnya yang cukup terkenal, antara lain cerita jenaka seperti pak belalang, Lebai malang, dan pak kaduk.
Pak belalang mengisahkan orang yang selalu mujur, tetapi tidak disengaja.
Lebai Malang menggambarkan orang yang karena keserakahannya justru selalu tidak memperoleh apa-apa.
    Pak Kaduk mengisahkan orang yang mendapat kesempatan tetapi tidak dapat mempergunakannya sehingga ia selalu ketiban celaka.

N. Cerita Sejarah
Sastra klasik lainnya yang lebih serius adalah sejenis sejarah, yakni Sejarah Melayu, Hikayat Banjar, dan Hikayat Raja-Raja Pasai.
Cerita sejarah atau Sastra umumnya sudah banyak mengalami pengaruh asing, terutama dari Islam. Jadi sastra sejarah klasik tidak lagi murni sebagai kreasi masyarakat melayu.
Wayang Purwa
 
Wayang purwa disebut juga wayang kulit karena terbuat dari kulit lembu. Sunan Kalijaga yang menciptakan pertama kali wayang dari kulit lembu. Wayang ini dimainkan oleh seorang dalang yang menjadi narator dialog tokoh-tokoh wayang, dengan diiringi oleh musik gamelan yang dimainkan sekelompok niyaga dan tembang yang dinyanyikan pesinden.
Wayang Purwa
Dalang memainkan wayang kulit di balik kelir, yaitu layar yang terbuat dari kain putih, sementara di belakangnya disorotkan lampu listrik atau lampu minyak (blencong), sehingga para penonton yang berada di sisi lain dari layar dapat melihat bayangan yang jatuh ke kelir. Penonton harus berpengetahuan tentang tokoh-tokoh wayang yang bayangannya tampil di layar supaya dapat memahami cerita wayang (lakon).
 Secara umum, cerita dari wayang ini mengambil naskah Mahabharata dan Ramayana, tetapi tidak dibatasi hanya dengan standar tersebut. Dalang juga bisa memainkan lakon carangan (gubahan). Dalam sejarahnya, penyaduran sumber cerita dari Rmayana dan Mahabharata ke dalam bahasa Jawa Kuno dilakukan pada masa pemerintahan Raja Jayabaya.
Bentuk wayang purwa ini pada mulanya didasarkan pada bentuk relief candi, namun mengalami perubahan hingga sekarang yang disesuaikan dengan pribadi masyarakat Indonesia (Jawa). Menurut Sunarto, wayang purwa dibedakan berdasarkan ukuran besar/tingginya.

Tokoh – tokoh seperti Ivanhoe, Cedric, Rowena, Isaac dan York menunjukka pengggambaran watak yang sangat mengesankan, dimana penggunaan antagoni dan protagonist dengan memperhatikan tokoh – tokohnya secara sosiologis sangat tepat dan kuat. Karya ini menunjukkan keunggulan Scott terutama dibandingkan dengan sejumlah karyanya yang lain, juga dari pengarang seangkatannya. Sebagai pengarang romantic, Scott meninggalkan pengaruh yang besar dan kuat kepada genberasi pengarang sesudahnya dimana karya – karyanya menjadi acuan dan contoh yang pas untuk bentuk sastra romantic.



Contoh teater
 
Teater Klasik wayang golek
       Teater klasik merupakan jenis teater yang sifatnya sudah mapan. Segala sesuatunya sudah teratur; dengan cerita dan pelaku yang terlatih, dipertunjukkan di gedung-gedung pertunjukan yang memadai, dan cenderung tidak menyatu lagi dari kehidupan rakyatnya. Ceritanya statis namun memiliki daya tarik sebab kepiawaian dalang atau pelaku teater dalam membawakan cerita. Teater klasik lahir dari pusat kerajaan sehingga bersifat feodalistik. Contoh jenis teater klasik adalah wayang orang, wayang kulit, dan wayang golek.
 Para tokoh teater klasik
·  eschylus (525-SM). Dialah yang pertama kali mengenalkan tokoh prontagonis dan antagonis sehingga mampu menghidupkan peran. Karyanya yang terkenal adalah Trilogi Oresteia yang terdiri dari Agamennon , The Libatian Beavers, dan The Furies.  
·  Shopocles  (496-406 SM) dengan karya yang terkenal adalah Oedipus The King, Oedipus at Colonus, Antigone.     
·  Euripides  (484-406 SM) dengan karya-karyanya antara lain Medea, Hyppolitus, The Troyan Woman, Cyclops. 
·  Aristophanes (448-380 SM) penulis naskah drama komedi. Dengan karyanya yang terkenal adalah  Lysistrata, The Wasps, The Clouds, The Frogs, The Birds.   
·  Manander (349-291 SM.). Manander menghilangkan koor dan menggantinya dengan berbagai watak. Misalnya watak orang tua yang baik, budak yang licik, anak yang jujur, pelacur yang kurang ajar, tentara yang sombong dan sebagainya. Karya Manander juga berpengaruh kuat pada Zaman Romawi Klasik  dan drama komedi Zaman Renaissance dan Elisabethan.



                                                 Musik Klasik
Musi klasik merupakan musik rakyat pilihan yang telah dikembangkan di pusat-pusat pemerintahan lama, seperti ibu kota kerajaan, atau kesultanan. Musik ini merupakan musik ciptaan komponis serta telah tertata dengan aturan-aturan yang berlaku. Musik klasik pada masyarakat modern sama sekali tidak dibatasi baik oleh tradisi maupun oieh kecenderungan yang berkembang di masyarakat. Dengan kata lain musik klasik memiliki kebebasan artistik yang jauh lebih luas dibanding dengan musik hiburan.
Kebebasan artistik dalam musik klasik bukan berarti tidak memiliki aturan, melainkan didasarkan atas berbagai pertimbangan konsep. Konsep teoretik yang juga senantiasa berkembang dari waktu ke waktu. Hal tersebut menyebabkan musik klasik senantiasa selalu berubah dan berkembang selama berabad-abad.
Musik klasik berasal dari Eropa dan merupakan salah satu periode perkembangan musik yang dianggap mewakili keseluruhan periode tersebut. Adapun ciri-ciri musik klasik adalah sebagai berikut:
1. Didominasi oleh musik gesek dan tiup.
2. Tidak menggunakan beat (drum-set) secara konstan.
3. Tidak menonjolkan ritme pada melodi dan harmoni.
Perkembangan musik pada zaman klasik terbagi menjadi empat, yaitu:
a.    Barok dan Rokoko (Abad ke-17)
Pada zaman ini, terdapat beberapa komponis terkenal, seperti G. Gabrieli (1555-1612), C. Gesuwaldo (1560-1613), H. L. Hassler (1564-1612), C. Monteverdi (1567-1643), Johan Sebastian Bach (1685-1750), Antonio Vivaldi (1678-1741), George Friederich Handel (1685-1759), dan sebagainya.
Ciri-ciri musik Barok dan Rokoko antara lain:
1.    Melodi cenderung lincah dan sulit.
2.    Banyakmenggunakanornamen.
3.    Ada dinamik keras (forte), lunak (piano).
4.    Harmoni dua nada atau lebih berbunyi bergantian (poliponik).
5.    Biasanya digunakan untuk mengiringi opera (pertunjukan drum dan tari balet).
b.    Klasik (abad ke-18)
Musik klasik melahirkan beberapa komponis terkenal seperti:
Johan Sebastian Bach (1685-1750), George Friederich Handel (1685-1759), J. J Rousseau (1712-1776), Franz Joseph Hayden (1732-1809), Wolf Gang Amadeus Mozart (1754-1791), L. Van Beethoven (1770-1827), dansebagainya.
Ciri-ciri musik klasik antara lain:
1.    Ornamen lebih dibatasi.
2.    Ada peralihan tempo accelerando dan ritardando.
3.    Ada peralihan dinamik crescendo dan dekrescendo.
4.    Harmoni tiga nada atau lebih bunyi bersamaan (homofon




Para tokoh tari klasik
a. Bagong Kusudiarjo
Bangong Kusudiarjo adalah tokoh yang terkenal dengan penataan tari yang sangat bagus. karya-karya beliau, antar lain: Tari Batik, Tari Keris, dan Tari Reog
b. S. Maridi
S Maridi terkenal sebagai seniman tari yang karya-karyanya banyak menggunakan gerak tradisional. Beliau berasal dari Surakarta. Hasil karya-karyanya, antara lain: Tari Gambyong Pareanom, Tari Merak Subal, dan Tari Bondan Tani.
c.  R. L. Sasmita Mardono
Beliau berasal Yogyakarta. Seni tari yang beliau ciptakan merupakan hasil pengembangan tari-tari klasik gaya Yogyakarta. R. L. Sasmita Mardono adalah seniman yang mengembangkan Tari Merak gaya Yogyakarta. Karya-karya beliau, antar lain: Tari Golek Ayun-ayun, Tari Golek Kenya Tinembe, dan Beksan Menak Umarmoyo-Umarmadi.
d. I Wayan Dibia
Sesuai dengan namanya, I Wayan Dibia berasal dari Bali. Beliau adalah seniman yang banyak mengembangkan tari gaya Bali, karya beliau yang terkenal adalah Tari Jaran Teji.
e. Tjetje Sumantri
Beliau adalah seniman yang berasal dari Jawa Barat. Beliau termasuk salah seorang yang membakukan gerakan-gerakan tari Sunda. Karya-karya beliau, antara lain: Tari Sulintang, Tari Topeng Klana, dan Tari anjasmar


SEMOGA BERMANFAAT
Powered by: Zona Intranet Member
#PaniqueCreats

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROPOSAL PERMOHONAN SEWA KANTIN

SOAL-SOAL BANGUN DATAR SEGI EMPAT

MAKALAH ULTRASONOGRAFI (USG)